Kota Beribu Senyuman

Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang Hadiri Launching Si Centing

Pangkalpinang-Diskominfo :

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pangkalpinang, Monica Haprinda menghadiri kegiatan lauching “Si Centing” dengan tema “Siap Cegah Stunting” bertempat di Rumah Data Rusunawa Pangkalarang, Kel.Ketapang Kec.Pangkalbalam, Senin (14/9/20).

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Berdasarkan pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil).

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.

Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.

Untuk mencegah stunting , konsumsi protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan. Anak yang mendapat asupan protein 15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori. Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sementara anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan.

Kegiatan Launching “Si Centing” dengan tema ” SIAP CEGAH STUNTING” merupakan program Kota Pangkalpinang dalam rangka untuk mengetahui pemantauan status gizi pada anak sehingga permasalahan stunting di Kota Pangkalpinang dapat teratasi dengan cepat.

Untuk itu tidak menutup kemungkinan masih adanya gangguan pertumbuhan anak termasuk perawakan pendek dan gejala stunting pada anak diKota Pangkalpinang yang belum terdeteksi oleh Dinas kesehatan Kota pangkalpinang.

Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, akan terjadinya dampak yang ditimbulkan meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk, obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.

Disarankan kepada Babinkamtibmas Polsek jajaran agar berkordinasi kepada Dinas Kesehatan maupun puskesmas setempat untuk mendata apabila adanya anak yang terdampak stunting agar masalah stunting bisa dengan cepat teratasi

Turut hadir dalam kegiatan ini,Camat PangkalBalam Ibu Fibriyani, SSTPKabid PPMD pada dinas PMD Provinsi Ibu Yuniar Putia Rahma, SSTP, M. SI, Ibu ketua TP PKK Kecamatan PangkalBalam Ibu Ayu Erianti, Lurah Ketapang Bapak Riski Ramdani, SSTP, M. SC, Bhabinkamtibmas kel. Ketapang Brigadir Ricardo B. Sirait dan para kader PKK.

Sumber: Diskominfo Kota Pangkalpinang
Penulis: Pio
Fotografer: Jatmiko
Editor: Zulfahmi

Source alive
Leave A Reply

Your email address will not be published.