Kota Beribu Senyuman

Wali Kota Pangkalpinang Hadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Pangkalpinang Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden, Jokowi Optimis Menuju Indonesia Emas 2045

PANGKALPINANG, DISKOMINFO – Wali Kota Pangkalpinang, Dr. H. Maulan Aklil beserta Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang, Wakil Wali Kota, Ketua serta Anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Sekretaris Daerah, seluruh Asisten serta Kepala OPD dan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang hadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Pangkalpinang dalam rangka mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun 2023 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Pangkalpinang, Rabu (16/8/2023).

“Bahwa Indonesia saat ini punya peluang besar untuk meraih Indonesia Emas di tahun 2045, meraih posisi lima besar di kekuatan ekonomi dunia. Kita punya kesempatan, dan tidak hanya peluangnya saja, tetapi strategi meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan, tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif memecah belah atau bahkan membuat kita melangkah mundur”, ujar Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan.

Presiden Joko Widodo melanjutkan, bonus demografi yang akan mencapai puncak ditahun 2030an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia Emas 2045. 68 persen adalah penduduk usia produktif, disinilah kunci peningkatan produksi nasional kita. Selanjutnya peluang besar yang kedua kita adalah internasional trust yang dimiliki Indonesia saat ini, yang dibangun bukan hanya sekedar gimmick atau retorika semata, melainkan melalui sebuah peran keberanian Indonesia dalam bersikap.

“Momentum presidensi Indonesia G-20, ke-ketua-an Indonesia di Asean, konsistensi menjunjung HAM kemanusiaan dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia tiga tahun terakhir ini. Telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali kedalam peta percaturan dunia. Ditengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan Indonesia dengan Pancasilanya, dengan harmoni keberagamaannya, prinsip demokrasi, mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada”, ungkapnya.

Lembaga tim tank Australia, lanjut Presiden Joko Widodo, menyebut Indonesia sebagai middle power in Asian, dengan diplomatik influens yang terus meningkat tajam dan Indonesia termasuk satu dari enam negara asia yang mengalami kenaikan komprehensif power. Kemudian ada yang bilang memang kenapa internasional trust yang tinggi dengan rakyat yang makan nasi, internasional trust gak bisa dimakan, sama seperti jalan tol gak bisa dimakan, ini contoh menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak produktif.

“Dengan internasional trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati, suara Indonesia akan lebih didengar, sehingga memudahkan kita dalam setiap negosiasi. Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan, rugi besar jika tidak memanfaatkannya, setiap negara belum tentu akan mendapatkannya. Strategi pertama, mempersiapkan SDM Indonesia”, terangnya.

SDM yang dimaksud, tambah Presiden Joko Widodo, telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen ditahun 2022 dari angka sebelumnya 37 persen. Menaikan indeks pembangunan manusia menjadi 72,9 ditahun 2022, indeks pemberdayaan gender menjadi 76,5 tahun 2022, menyiapkan anggaran pembangunan sosial total kalo dijumlahkan dari tahun 2015-2023 sebesar 3212 Triliun termasuk didalamnya kartu Indonesia sehat, Indonesia pintar, PKH, sembako serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas serta kelompok-kelompok lainnya, juga program Indonesia kerja.

Sementara, Ketua DPRD Kota Pangkalpinang, Abang Hertza menyebut Pidato Kenegaraan yang dilaksanakan tiap Tanggal 16 Agustus merupakan konvensi ketatanegaraan atau praktik ketatanegaraan yang diatur dalam perundangan. Esok hari pada Tanggal 17 Agustus kita akan menyelenggarakan upacara ketatanegaraan memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam konteks kesejarahan peringatan Proklamasi Kemerdekaan adalah “peringatan Kemerdekaan Negara” yang ditandai dengan pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno dan didampingi oleh Mohammad Hatta.

“Momentum tersebut begitu bersejarah karena menandakan berakhirnya penjajahan di Indonesia. Kemerdekaan adalah suatu jalan ”Jembatan Emas” atau merupakan pintu gerbang untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Proklamasi Kemerdekaan disambut dengan gembira oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Pangkalpinang. Pekik merdeka kemudian menggema dimana-mana dan oleh masyarakat Pangkalpinang tidak hanya diucapkan sebagai salam nasional melainkan kemudian dimanifestasikan dalam pemberian nama geografis pada simpul-simpul penting di Pangkalpinang seperti Jalan Merdeka, Lapangan Merdeka dan Tugu Merdeka Tamansari”, ungkapnya.

Hertza melanjutkan, penamaan tempat dengan nama spesifik kata “Merdeka” sangat beralasan dilakukan oleh masyarakat Pangkalpinang, karena Kota Pangkalpinang adalah kota simpul “Pangkal Kemenangan” bagi eksistensi perjuangan kemerdekaan dan bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Untuk mempertahan proklamasi kemerdekaan dari rongrongan Belanda yang ingin kembali berkuasa, para pemuda di Pangkalpinang, membentuk organisasi Angkatan Pemuda Indonesia (API), kemudian para tokoh masyarakat membentuk barisan Gerakan Rakyat Indonesia (GRI), selanjutnya dibentuk juga Badan Keamanan Rakyat (BKR). Para pemuda di Pangkalpinang adalah kelompok yang secara tegas mendukung dan membela serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pemuda Pangkalpinang adalah kelompok yang paling awal mendukung proklamasi kemerdekaan. Mereka juga termasuk kelompok yang secara langsung dan tegas memaklumkan, bahwa mereka akan membela kemerdekaan yang telah diproklamirkan dari sikap represif Jepang yang diperintahkan menjaga status quo di daerahnya serta dari rongrongan Belanda yang ingin berkuasa Lagi”, tuturnya.

Upaya mempertahankan proklamasi kemerdekaan, tambah Hertza, adalah masa masa sulit bagi rakyat Indonesia, terutama menghadapi pendaratan tentara sekutu yang membonceng tentara NICA Belanda, Agresi militer Belanda Pertama dan Agresi militer Belanda Kedua. Peran Kota Pangkalpinang tampak jelas pada saat Agresi militer Belanda Kedua dan Pengasingan pemimpin republik di Bangka. Dari 197 Hari masa pengasingan Tanggal 22 Desember 1948 sampai Tanggal 6 Juli 1949, terdapat 26 aktivitas pemimpin republik berdiplomasi melalui perundingan dengan KTN atau UNCI, BFO, Delegasi Belanda dan Delegasi Republik yang dilakukan di Pangkalpinang.

“Perundingan perundingan tersebut melahirkan Roem-Royen Statemen dan kembalinya pemimpin republik dan pemerintahan ke Yogyakarta, serta kesepakatan pada konferensi Inter-Indonesia (Indonesische gesprekt) dan melahirkan pengakuan kedaulatan atas Republik Indonesia (souvereniteit overdracht) pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag negeri Belanda”, kata Hertza.

Ia menerangkan, dalam Dokumen Politiek verslag over de 1 e helf juli 1949 van de residentie Bangka en Billton nomor 364/2/Geheim Eigenhandig, tanggal 25 Juli 1949, Residen Bangka Belitung Lion R. Chacet melampirkan Laporan bantuan masyarakat Bangka untuk Pembangunan Ibukota Negara Yogyakarta. Bantuan atau sumbangan rakyat Bangka (sumbangan terbesar dari Pangkalpinang) tersebut diserahkan pada tanggal 5 Juli 1949 kepada Presiden Soekarno di hadapan 3000 rakyat Bangka bertempat di Balai Haminte (gemeente) Pangkalpinang atau diserahkan sehari sebelum pemimpin Republik kembali ke Yogyakarta 6 Juli 1949.

“Sumbangan tersebut berbentuk uang tunai sebesar 90.170,18 Gulden atau setara pada waktu itu sekitar 14 milyar rupiah. Sangatlah tepat ucapan Bung Karno yang menyatakan, bahwa Yogjakarta menjadi termasjhur oleh karena djiwa-kemerdekaannya. Hidupkanlah terus djiwa-kemerdekaan itu, sedangkan Bangka menjadi terkenal karena: “Rakjat Bangka njata bersemangat republikein, njata berkehendak Bangka masuk dalam daerah Republik”, imbuhnya.

Hertza kembali melanjutkan, makna filosofis yang paling mendasar dari catatan sejarah pemberian Sumbangan rakyat Bangka termasuk masyarakat Pangkalpinang untuk pembangunan ibukota Negara Yogyakarta, merupakan wujud semangat dan tekad kita untuk melanjutkan pembangunan Negara kesatuan Republik Indonesia, dan hal ini sangat bersesuaian dengan tema peringatan Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2023 yaitu“Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Tema ini mencerminkan semangat dan tekad bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Tema ini juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melanjutkan pembangunan dengan semangat estafet, yaitu saling bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. Tema ini juga menunjukkan, bahwa Indonesia telah mencapai banyak prestasi yang membuat posisi Indonesia menguntungkan dalam melanjutkan gerak pembangunan negara”, tukasnya. (Ari)

Penulis: Ari/Eka

Editor: Ari/Dedy

Leave A Reply

Your email address will not be published.